Di tahun 2001 aku bertemu seorang teman bernama Tenri di kost yang pernah aku tinggali. Tenri teman yang baik dan menyenangkan. Dia mencoba mengenalkan aku dengan temannya yang sudah menjomblo selama 2 tahun, bernama Baldy. Tenri mengatur pertemuan untuk perkenalan itu. Awalnya aku sempat menolak, tapi karena niatnya hanya berkenalan dan menambah teman jadi aku setuju.
Pertemuan itu terjadi di bioskop 21 Wijaya. Di awal perkenalan, aku merasa Baldy laki-laki yang berbeda dengan yang lainnya. Apalagi sifat simpatik dan sopannya membuatku sangat terkesan. Selama di bioskop kami ngobrol dan bercerita tentang banyak hal. Akhirnya kami malah tidak konsen dengan film Harry Potter yang saat itu diputar.
Selepas pertemuan itu,ada perasaan senang di hati dan berharap pertemuan itu bisa terjadi lagi.
Singkat cerita, setelah itu kami bertemu beberapa kali, tentunya dengan Tenri. Kami pun merasa semakin dekat. Sampai akhirnya aku disibukkan dengan pekerjaanku dan dia dalam proses penyelesaian skripsi. Pertemuan pun mulai jarang terjadi dan komunikasipun tersendat sampai akhirnya kami sulit untuk bertemu lagi.
Sedih, kangen,sebal yang aku rasa saat itu. Aku merasa ia kurang tegas terhadap perasaan nya. Aku tahu sebenarnya dia merasakan perasaan yang sama, tapi kok tidak bergerak?kenapa?
Beberapa waktu kemudian, aku baru mengetahui kalau ternyata ia tidak yakin bisa menjalan kan hubungan dengan org yg punya latar belakang pekerjaan seperti aku, apalagi saat itu dia masih seorang mahasiswa. Sejujurnya, aku tidak tahu perasaan yang sudah terlanjur ada ini mau di singkirkan kemana. Setelah sekian lama kenapa baru sekarang dia melepaskan semua?
Kecewa, sedih dan perlu waktu untukku menyembuhkannya. Sampai akhirnya aku mulai kembali berkonsentrasi ke pekerjaan ku dan memulai rekaman untuk album yang akan segera dirilis.
Aku pun menjalani hari seperti sudah normal kembali, walau terkadang suka teringat, tapi aku sudah bisa mengontrol perasaanku.
Beberapa bulan kemudian HP-ku berbunyi. Saat mengangkatnya, aku mendengar suara yang aku sangat kenal. Baldy. Aku menerima telepon itu dengan perasaanku campur aduk. Aku sampai terbata-bata saat bicara. Aku mencoba untuk tenang. Ia meneleponku, menanyakan kabar dan minta waktu untuk bertemu. Aku menolaknya dengan alasan sedang latihan. Aku memintanya menelepon besok untuk janjian lagi. Sebenarnya aku gugup. Dalam hati rasanya ingin berteriak “MAUUUUU...!!”.
Akhirnya kami pun kembali bertemu, walau beberapa teman melarangku untuk melakukan pertemuan itu. Entah alasan apa yang membuat ia dan aku ingin kembali bertemu tapi saat itu aku tidak mau membahas dan menyudutkannya.
Ada yang berbeda dari penampilannya. Ia tampak lebih dewasa dan percaya diri di balik kemeja dan celana bahannya. Ternyata dia sudah bekerja. Ya, sudah lama sekali kami tidak bertemu :)
Hari pertemuan itu pun seperti menghapus segala kecewaku. Aku merasakan ketulusan yang besar. Segala rasa sedih pun hilang dan rasa yang dulu pun kembali...
Tanpa menbahas masa lalu, kami melewati hari itu penuh dengan kesan yang lebih mendalam. Namun pertemuan itu harus berakhir karena aku harus menyelesaikan rekaman lagu terakhir untuk album AB Three. Saat itu, ia mengantarku dan malam itu. Hatiku tersenyum dan bernyanyi, menjadi Lagu Cinta yg penuh kesan!!
Mulai saat itu hubungan kami kembali dekat dan membaik...
20 Februari 2003, kami resmi berpacaran.
Perkenalan kepada Orang tua pun terjadi dan aku tidak menyangka ia meminta orang tuaku untuk merestui hubungan kami. Dengan badan bergetar dan menitikkan air mata menahan haru, ibuku menjawab, "Ibu doakan dan restui hubungan kalian".
Alhamdulillah, akhirnya aku bisa memperbaiki hubunganku dengan orangtuaku dan mewujudkan impian mereka dengan mencintai orang yang Tepat.
September 2003 lamaran pun terjadi, dan keluarga besar kami tidak sabar ingin kami segera mengikat hubungan tali pernikahan. Akhirnya pada tanggal 29 Februari 2004 kami menyatukan hati kami dan berjanji kepada Allah SWT untuk menghabiskan sisa hidup kami dalam senang dan susah.
Saat itu, aku jadi teringat perjuangan, kesabaran dalam penantian cinta yang tulus. Ya, ternyata waktulah yang menjawabnya.
Alhamdulillah kebahagiaan kami pun bertambah besar setelah Allah mempercayakan tiga buah cinta bagi kami, Naura, Bevan dan Neona yang akan selalu menguatkan Cinta dan cita-cita kami untuk mempunyai keluarga sederhana yang kaya akan kebahagiaan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar