cinta

Kita hidup di dunia ini memang tidak akan pernah lepas dari namanya cinta, dimana mana kita akan selalu membutuhkan cinta atau kasih sayang. Tanpa hal tersebut, mungkin kita tidak akan merasakan indahnya dunia ini, dimana kita akan hidup sendiri dan tidak merasakan indahnya cinta dan kasih sayang, apakah anda mau hidup tanpa cinta?
Kayaknya 90% bakalan bilang "tidak kuat", akan tetapi, ternyata dalam cinta itu terdapat "bumbu-bumbu" lain yang membuat cinta itu bisa manis dan pahit.

1. Cinta karena kasih sayang

Cinta inilah yang biasanya sangat sulit sekali ditemukan sekarang ini. Akan tetapi, cinta karena kasih sayang masih bisa ditemukan pada pasangan yang benar-benat tulus saling mencintai antara satu dengan yang lain. Cinta ini terkadang tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitar mereka atau dengan kata lain mereka tidak terpengaruh dengan harta atau jabatan. Mereka hanya merasa saling menghargai satu sama lain, dan merasa saling membutuhkan.

2. Cinta karena nafsu

Cinta inilah yang berbahaya, cinta karena nafsu biasanya terjadi pada seseorang yang hanya ingin memenuhi nafsunya belaka. Mereka mengatakan cinta kepada seseorang hanya untuk memenuhi “nafsu” mereka belaka. Cinta ini biasanya terjadi pada masa-masa dewasa, dimana kita misalkan ingin mendapatkan seseorang yang di anggap paling cantik/ganteng di kampus/sekolahan qt. Maka dengan mendapatkanya, qt bisa memuaskan nafsu qt untuk memilikinya. Akan tetapi, “biasanya” hubungan seperti ini tidak bertahan lama, karena tidak desertai dengan rasa cinta yang tulus.

3. Cinta karena harta
kalau yang ini ngga’ usah di deskripsikan lagi ya? Sudah pada tau kan artinya? Hehehe.. Cinta seperti ini sudah makin banyak terjadi di lingkungan kita, akan tetapi kita juga tidak bisa menyalahkan orang yang mencintai seseorang karena harta. Sekarang beberapa orang mulai berfikir realistis, mereka membutuhkan harta/ uang untuk mencukupi kehidupanya sehari-hari. Jadi, mereka mencari pasangan yang jauh lebih kaya dari mereka.

4. Cinta karena kasihan

Untuk yang satu ini, biasa kita temuin sehari-hari di lingkungan kita. Cinta ini desebabkan karena seseorang merasa kasihan kepada orang lain atau dengan kata lain merasa iba.

5. Cinta karena paksaan

Kalau yang ini kayaknya dari zaman siti nurbaya sampai sekarang masih ada.. Cinta karena paksaan biasanya terjadi karena mereka di dorong atau di paksa mencintai seseorang yang tidak dicintainya. Misalkan contohnya perjodohan gan, disini tidak menutup kemungkinan, cew sama cow tersebut tidak saling suka satu sama lain, bahkan terkadang tidak cocok sama sekali. Akan tetapi mereka tepaksa mencintai satu sama lain karena adanya paksaan dari orang tua mereka. Tapi dalam hal ini tidak menutup kemungkinan pasangan tersebut bisa menjadi suka satu sama lain, karena ada pepatah mengatakan “suka karena terbiasa”, atau kata orang jawa “tresno jalaran soko kulino”.

6. Cinta karena balas dendam
Kalau yang ini, jangan sampai deh kena ke agan-agan, rasanya 'gak enak banget Gan. Cinta karena balas dendam adalah cinta yang hanya ingin menyakiti, tanpa ada rasa ingin saling melindungi satu sama lain, 'kan harusnya kalau sayang atau cinta harus melindungi satu sama lain ya?

Penghargaan Avatar untuk SBY

Hingga April tahun ini, Presiden SBY sudah menerima sedikitnya lima penghargaan internasional. Paling akhir, sehari setelah peringatan Hari Bumi, 23 April, diserahkan oleh James Cameron—sutradara film Avatar—di Los Angeles. Avatar Home Tree Award diberikan kepada SBY karena program penanaman 1 miliar pohon yang dicanangkannya. Padahal, sepanjang lima tahun terakhir kepemimpinan SBY, lebih dari 10 miliar pohon hutan alam musnah. Sungguh, SBY tak layak mendapat penghargaan ini.

Film Avatar bercerita perjuangan suku Na’vi—penghuni planet Pandora—yang tanah keramatnya dikeruk perusahaan tambang, dibantu pasukan militernya yang brutal. Untuk mendapatkan unobtainium—logam paling mahal saat itu—perusahaan bersedia melakukan apa pun, termasuk mengebom pohon raksasa tempat tinggal para Na’vi. Film ini laris manis sejak diputar, bahkan mendapat penghargaan film terbaik Golden Globe, juga mendapat satu piala Oscar tahun ini.

Pandora dan Papua

Dua kali menonton Avatar membuat saya teringat suku Amungme di Papua Barat, yang puluhan tahun tanah keramatnya dikeruk oleh PT Freeport. Ersberg, salah satu gunung keramat mereka, kini berubah menjadi lubang raksasa dengan kedalaman ratusan meter. Gunug Grasberg, tetangganya, segera menyusul. Sungai-sungai di kawasan bawah juga dicemari. Lebih dari 1,2 miliar ton limbah tailing PT Freeport telah dibuang ke lingkungan sekitar, terus bertambah sedikitnya 200.000 ton tiap hari.

Sayang di Papua Barat tak ada JackSully—sang Avatar—pemimpin penyelamat Pandora. Bahkan, hingga lima kali Indonesia ganti presiden, para pemimpin negara ini tak mampu melindungi suku-suku penghuni pegunungan tengah Papua dari ”kejahatan” PT Freeport. Para pemimpin Papua juga rontok satu per satu. Jika saat ini mereka meninggal karena kekerasan dan konflik bersenjata. Ke depan, serbuan pendatang dan serangan penyakit mematikan HIV AIDS bisa menjadi ”mesin” pembunuh yang ampuh di sana.

Di bawah kepemimpinan SBY, pembangunan di Papua justru mengancam keselamatan warganya. Itulah yang membuat Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mendesak didatangkannya pelapor khusus PBB guna mengetahui situasi HAM dan hak atas pangan ke Papua Barat. Hal itu disampaikan AMAN di depan sidang forum permanen PBB untuk isu-isu masyarakat adat di New York, bertepatan dengan penghargaan yang diterima SBY. AMAN mengkhawatirkan rencana proyek industri pangan Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), yang berpotensi melahirkan genosida struktural dan sistematis.

Proyek industri pangan berorientasi ekspor ini akan dilakukan pada 1,6 juta ha kawasan dataran rendah, hutan, dan rawa. Kabarnya proyek ini membutuhkan 6,4 juta tenaga kerja, yang sebagian besar akan didatangkan dari luar pulau. Padahal, populasi rakyat Papua saat ini hanya 4,6 juta jiwa, kurang dari separuhnya adalah penduduk asli yang 70 persennya tinggal di kawasan terpencil. AMAN khawatir rencana proyek akan membuat penduduk asli Papua menjadi minoritas dan terus menyusut populasinya.

Penghargaan Avatar

Jika saja James Cameron bertemu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), pasti ia akan berpikir seribu kali sebelum memberi SBY penghargaan. Sebab, deforestasi pada masa kepemimpinannya—merujuk data Walhi—angkanya luar biasa besar. Sepanjang 2006-2007, deforestasi mencapai 2,07 juta hektar. Jika di setiap hektar hutan alam hidup sekitar 2.500 pohon dengan diameter beragam, maka ada 5,17 miliar pohon yang musnah. Angka pemerintah sekalipun, deforestasi tahun lalu mencapai 1,07 juta hektar. Artinya ada 2,6 miliar pohon musnah.

Tidak hanya itu. Presiden SBY justru memimpin perusakan hutan yang tersisa lewat kebijakan-kebijakan kehutanan dan pertambangan yang mengancam keselamatan hutan dan rakyat. Setidaknya, ada dua yang patut dicatat.

Pertama, awal 2008 keluar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dari penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan di Luar Kegiatan Kehutanan. PP ini mengobral hutan lindung tersisa, salah satunya bisa dialihfungsikan menjadi kawasan tambang. Sewanya lebih murah dari pisang goreng, hanya Rp 150-Rp 300 per meter per tahun. PP ini memicu keluarnya izin tambang yang jumlahnya gila-gilaan. Di Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur, sedikitnya 247 perizinan tambang batu bara dikeluarkan bupati sepanjang tahun 2008 dan 2009.

Kedua, PP No 24/2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan dan PP No 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan. Keduanya dipastikan akan mendorong alih fungsi hutan besar-besaran. Di Kalimantan Selatan saja, ada 97 perusahaan tambang batu bara yang kawasan pengerukannya masuk kawasan hutan. Oleh karenanya, mari menganggap Avatar Home Tree Award ini sebuah lelucon, cara Cameron mengolok kita. Ia sebenarnya ingin menyampaikan pesan, mengingatkan pengurus negeri ini agar berhenti memperlakukan hutannya dengan cara biadab.

Siti Maemunah - Jaringan Advokasi Tambang

Siaran Langsung Bunuh Diri di Internet

Penduduk di kota San Felipe, Cile, gempar dengan kasus bunuh diri yang tergolong unik nan pilu. Pasalnya, aksi nekad itu dilakukan seorang pria yang sengaja gantung diri sambil disaksikan mantan pacarnya melalui teknologi webcam - yaitu kamera yang terhubung oleh jaringan internet.

Kepolisian San Felipe mengungkapkan bahwa aksi bunuh diri itu tampaknya terjadi pada Jumat pekan lalu dan baru diungkapkan Minggu, 6 September 2009. Bunuh diri dilakukan oleh seorang pemuda bernama Simon Venegas.

Deputi Inspektur Polisi Carlos Court mengungkapkan bahwa aksi nekad Venegas itu bermotif rasa sakit hati setelah putus hubungan dengan mantan pacar. Sebelumnya, Venegas sempat chatting (bercakap-cakap langsung melalui internet) dengan mantan pacarnya.

Venegas tampak sudah meniatkan diri untuk bunuh diri saat dia mengarahkan webcam dari komputernya ke sebuah pohon di halaman rumahnya. Menurut polisi, Venegas lalu mengikat tali pada salah satu cabang pohon sambil berkata, "Lihatlah apa yang ingin saya lakukan. Saya cinta kamu, jaga dirimu baik-baik."

Pria itu kemudian melilitkan lehernya ke dalam jerat dan tak lama kemudian bunuh diri. Kaget melihat aksi bunuh diri mantan pacarnya dari layar komputer, perempuan berusia 23 tahun itu kemudian meminta bantuan teman-teman untuk segera menyelamatkan Venegas.

Namun, setiba mereka di lokasi, Venegas sudah tak bernyawa. Kepada polisi, saksi mengaku telah putus hubungan dengan Venegas selama setahun.

Gara-gara Facebook, PNS di Surabaya Cerai

VIVAnews - Pelarangan menggunakan fasilitas situs jejaring facebook di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya rupanya cukup beralasan. Selain mengganggu aktifitas pekerjaan, ternyata ada hal yang lebih mencengangkan.

Banyak dari pengguna facebook utamanya PNS Pemkot Surabaya tertimpa masalah hingga masuk ke soal perceraian rumah tangga. Itu berdasar beberapa surat tertulis yang dikirimkan oleh istri atau suami PNS kepada Badan Kepegawaian Pemkot Surabaya.

"Memang, kami banyak menerima beberapa surat tertulis dari pasangan PNS yang memberitahukan perceraiannya dan perselingkuhan karena facebook," kata Kepala Badan Kepegawaian Kota Surabaya Yayuk Eko Agustin di Surabaya, Senin 7 September 2009.

Ditanya detail surat yang masuk, dan dari dinas mana saja, Yayuk belum bersedia menjelaskan. Menurut Yayuk, hal itu adalah masa keluarga bersangkutan. "Itu masalah keluarga. Pokoknya ada surat resmi pemberitahuan ke kita," lanjut dia.

Saat ini Badan Kepegawaian tengah mempelajari kasus itu dan akan menindaklanjuti dengan memanggil oknum yang bersangkutan.

Sementara itu, Walikota Surabaya Bambang DH mengatakan bahwa pihaknya masih tetap memberlakukan pemblokiran terhadap akses jejaring sosial facebook di lingkungan pemkot sampai waktu tidak terbatas.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Surabaya mengambil tindakan memutus jaringan internet dilingkungan kerjanya. Hal itu karena mengganggu kinerja pegawai negeri sipil, yang membuang waktu kerjanya hanya untuk bermain facebook.

Gara-Gara Facebook, Seorang Ayah Hajar Anak Istri

DENPASAR- Gara-gara rebutan menggunakan laptop untuk ber-Facebook ria, seorang ayah naik pitam dan menganiaya anak serta istrinya. Pelaku adalah Hari Masari (41), sementara korbannya adalah Mia (16) dan Dessy Susanti (38).

“Pelaku emosi karena permintaan meminjam laptop tidak kunjung dipenuhi sehingga anaknya dipukul dengan kayu penggaris yang mengakibatkan luka lebam dan keseleo pada tangannya,” ujar sumber okezone di Poltabes Denpasar, Minggu (14/03/2010).

Melihat pelaku menganiaya anaknya Mia (16), sang ibu yang bernama Dessy Susanti langsung menegur sikap kasar suaminya. Rupanya, Hari yang sudah disulut emosi kian terpancing dengan omelan sang istri.

“Pelaku langsung memukul istrinya dengan tangan kosong di pelipis kanan istrinya. Malahan pelipis istrinya itu sampai bengkak,” tambah sumber tadi sembari menyebutkan keluarga tersebut tinggal di sekitar Jalan Uluwatu, Gang Perjuangan, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali.

Akibat perbuatan tersebut, Desy dan anaknya, Mia, memilih melaporkan ulah ayahnya ke Poltabes Denpasar. Usai dapat laporan kasus yang terjadi pada Jumat, 12 Maret, lalu, sekira pukul 21.00 Wita, polisi langsung membawa korban ke rumah sakit guna dilakukan visum et repertum (VER).

“Pelaku juga sudah diamankan, kasusnya masih ditangani satuan Reskrim Poltabes," tambahnya.

Hingga kini Pahumas Poltabes Kompol I Made Mundra belum berhasil dikonfirmasi terkait kasus penganiayaan tersebut. Di hadapan polisi, pelaku yang bekerja sebagai wiraswastawan mengaku emosi karena anaknya tidak meminjamkan laptop. Saat itu, anaknya Mia memang masih asyik bermain facebook sehingga menolak memberikan laptopnya kepada sang ayah.

Gara-gara Facebook: Jodoh Melayang, Harta Pun Hilang

Laporan wartawan Astrid Isnawati
Selasa, 3 Maret 2009 | 11:40 WIB
Berselancar di dunia maya seperti Facebook, ada rambu-rambu yang harus dipatuhi. Terutama yang menyangkut privasi. Kalau tidak hati-hati, risikonya cukup besar. Bukannya kesenangan yang didapat, justru harta melayang.

Fenomena Facebook alias FB semakin tak terbendung. Tak heran jika FB dinobatkan sebagai situs pertemanan paling diminati di seantero dunia. Dan, seperti dua sisi berlawanan dari koin, di samping menguntungkan, FB pun mempunyai sisi "buruk". Fitur sederhana seperti status dan foto yang dilengkapi tag yang digemari jutaan pengguna Facebook, ternyata berbahaya jika digunakan secara sembrono. Pasalnya, FB memungkinkan teman (mutual friends) mengetahui detail pribadi penggunanya. Bayangkan saja, cukup dengan meng-update status atau mengubah status hubungan dengan pasangan, secara otomatis semua teman mendapatkan notification (pemberitahuan).

Foto-foto yang diunggah lalu di-tag sembarangan dan diset, bisa dilihat siapa pun yang memiliki jaringan pertemanan, juga tak kalah bahaya, lho. "Di dunia maya, pencitraan diri dicerminkan lewat apa yang di-posting oleh Anda atau orang lain. Jadi, hati-hati dalam memilih foto untuk di-posting" ucap Donny BU, Senior Researcher ICT (Internet and Communication Technology) Watch.

Intinya, kata Doni, jangan sembarangan menyebar data pribadi, mengubah status, menambah teman yang sama sekali asing, atau mengunggah foto di dunia maya secara membabi-buta. Di Inggris, contohnya, suami membunuh istrinya karena sang istri mengubah status pernikahan mereka di FB, dari menikah menjadi lajang. Sang suami pun naik pitam dan gelap mata. Menyeramkan, bukan?

Kado Puluhan Juta
Tak hanya di luar negeri, peristiwa buruk menyangkut salah guna FB juga terjadi di sekeliling kita. Salah satunya menimpa Vira (bukan nama sebenarnya), perempuan berusia 30-an dengan jenjang karier eksekutif di perusahaannya. Sama seperti pengguna FB di berbagai tempat, Vira juga keranjingan. Tiada hari tanpa memperbarui perkembangan terbaru dari akun pribadi dan tak lupa menjelajahi satu per satu kabar teman-temannya di FB.

Suatu hari, dalam boks friend requests, sebuah nama dan foto asing muncul, meminta agar Vira menerima ajakannya untuk berteman. Vira melihat profilnya dan ternyata pria ini berasal dari Turki. Karena tidak memiliki mutual friends, dipastikan dia menggunakan panduan advanced search sampai menemukan akun Vira, sebuah upaya yang menunjukkan ada usaha lebih dari pria itu. Paras rupawan sang calon teman sedikit banyak membuat hati Vira melunak dan ikon Confirm tanpa ragu, ia klik. Alhasil, resmilah pertemanan mereka.

Setelahnya, mereka rajin bertegur sapa di wall untuk menjembatani jauhnya jarak dan perbedaan waktu. Karena si lelaki sangat perhatian dan mengaku punya pekerjaan tetap, Vira mengiyakan ajakan berpacaran. Tak lama kemudian, sang Arjuna datang ke Indonesia.

Ia bersikap amat santun dan supel. Dalam sekejap, keluarga besar Vira bisa dekat dengannya. "Dia rajin sekali mendekati keluarga saya," kenang Vira. Ini adalah faktor yang mengakibatkan Vira menaruh kepercayaan besar kepada sang pacar. Belum lagi, pria Turki ini sangat royal secara materi, "Waktu saya lihat dan menyukai sebuah cincin, dia langsung membelikannya," ujar Vira. Bahkan, saat Vira berulang tahun, dia mentransfer uang puluhan juta ke rekening Vira sebagai hadiah.

Ajak Nikah Berujung Amarah
Singkat cerita, mereka memutuskan untuk menikah. Tiba-tiba, Vira teringat sesuatu, "Kalau saya dinikahi dia, berarti saya harus ikut ke Turki dan meninggalkan semua yang saya miliki di sini." Mendadak, hati Vira menjadi kurang sreg. "Apa benar dia suka dengan saya?" pikir Vira. Tak ingin menyesal, Vira lalu memutuskan hubungan mereka secara baik-baik. Reaksi tak terduga muncul dari negeri seberang. Sang pacar marah tak karuan, sampai mengancam dan meneror tiada henti.

Diburu amarah, lelaki itu mendatangi Vira ke Indonesia dan mengajaknya bertemu di hotel. Ancamannya tidak main-main, Vira harus mengembalikan semua pemberiannya yang bernilai ratusan juta rupiah, "Dia ingat detailnya, karena semua tercatat dengan baik di pembukuannya." Kontan, Vira ketakutan. Bahkan, ketika teman-temannya menyuruhnya melapor ke polisi, dia menolak. "Saya malu dan takut," begitu alasan Vira.

Alhasil, Vira pontang-panting mencari dana agar "utangnya" lunas. "Tabungan saya sampai habis, akhirnya terpaksa meminjam sana-sini," keluh Vira. Masalah belum usai, karena hingga sekarang Vira masih berutang kepada teman dan keluarganya. "Sungguh melelahkan," keluhnya. Kapokkah Vira main FB? "Enggak! Saya hanya lebih selektif memilih teman. Interaksi di FB hanya dengan teman-teman yang benar-benar dekat," tandasnya.

Kasus Vira, kata Doni, sebetulnya tak akan terjadi jika saja Vira tidak asal menerima undangan berteman. Apalagi kalau hanya untuk menambah jumlah teman. "Lihat dulu, berapa banyak mutual friends. Semakin sedikit, berarti tidak banyak teman yang mengenalnya. Ini berarti risikonya lebih besar. Tidak perlu sampai ribuan teman, karena wajarnya, setiap akun FB memiliki 120 teman."

GADIS MENIPU VIA FACEBOOK

Liputan6.com, Semarang: Dewi Haryati, remaja 17 tahun, digelandang ke Kepolisian Resor Kota Semarang Selatan, Jawa Tengah, Jumat (16/4), kerena melakukan penipuan melalui facebook. Pelaku membohongi korban dengan cara memasang foto pada akun facebook-nya dengan wajah perempuan lain yang cantik. Uang Rp 13 juta pun sempat digondol Dewi.

Aksi Dewi bermula dari perkenalannya dengan Gilang, warga Banyumanik lewat facebook. Melihat foto yang terpasang pada akun Dewi, Gilang tertarik dan mulai menjalin komunikasi dengan pelaku. Gilang pun termakan rayuan Dewi untuk memberikan uang Rp 13 juta.

Dewi meminta agar uang ditinggalkan di dalam mobil dengan keadaan pintu tidak terkunci.  Gilang mengaku percaya saja karena menganggap diri sudah menjadi kekasih Dewi.

Kemudian, Dewi meminta Gilang untuk naik ke lantai tiga sebuah pertokoan di Semarang. Saat Gilang naik ke swalayan, Dewi langsung beraksi dengan mengambil uang yang ada di dalam mobil. Dengan uang tersebut, Dewi membeli dua buah Blackberry, pemutar DVD, sepatu, dan sejumlah pakaian.

Keberadaan Dewi dilacak dengan menghubunginya lewat telepon. Saat diinterogasi polisi, Dewi yang baru berumur 17 tahun, mengaku melakukan aksi nekat ini hanya lantaran kebelet membeli sejumlah barang yang ia inginkan. Kini, Dewi dijerat dengan Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara. (ASW/YUS)

Gara - gara Facebook,Penceraian Meningkat

Apakah Anda sedang menjalani proses perceraian dengan suami atau istri? Berhati-hatilah terhadap apa yang Anda tulis di situs jejaring sosial. Pasalnya, sekitar 81 persen dari 1.600 anggota Akademi Pengacara Perkawinan Amerika (AAML) mengatakan dalam lima tahun terakhir ini jumlah kasus perceraian meningkat gara-gara aktivitas seseorang di beberapa situs seperti Facebook, MySpace, dan Twitter.

"Jika seseorang yang sedang menjalani proses perceraian atau perebutan hak asuh mempublikasikan sesuatu yang kontradiktif di situs jejaring sosial, maka pasangannya lah yang akan pertama kali menyadarinya. Dari situ, kekacauan kerap terjadi," kata Marlene Eskind Moses, presiden AAML, Rabu (10/2) waktu setempat.

Berdasarkan pernyataan 66 persen anggota AAML, Facebook adalah penyebab utama perceraian dan perebutan hak asuh anak. Menyusul di urutan kedua dan ketiga adalah MySpace dan Twitter dengan 15 dan lima persen.

"Facebook adalah sumber informasi," ujar Kenneth Altshuler, wakil presiden AAML pertama yang telah menjadi pengacara perceraian selama 25 tahun. "Saran saya terhadap para klien: tutup akun Facebook kalian," tutur Altshuler.

Altshuler menyebut satu contoh ketika terdapat seorang ibu yang tengah memperjuangkan hak asuh anak. Ia dinyatakan kalah karena mengatakan telah bertunangan. Namun di akun Facebooknya terungkap bahwa ia baru saja putus dari pacarnya dan sedang mencari pria kaya. "Saya heran terharap tingkah laku seseorang, padahal dia sedang menjalani proses perceraian," ujarnya.

Pada kasus lain, seorang pria mengaku telah sembuh dari kebiasaan menenggak minuman keras. Namun setelah pengadilan melakukan pengecekan silang, ditemukan bukti sebuah foto di Facebook yang menunjukkan dirinya tengah mabuk di suatu pesta. "Hakim akan selalu memaafkan kesalahan manusia, tapi tidak akan pernah memaafkan kebohongan," jelas Altshuler.

Banyak Pelamar Kerja Ditolak Gara-gara Facebook

Santi Dwi Jayanti - detikinet

Facebook (ist)
Jakarta - Mem-posting sesuatu di Facebook memang tak boleh sembarangan, khususnya bagi para pencari kerja. Sebuah survei mengungkapkan, hampir separuh perusahaan telah menolak calon pekerja yang sebenarnya potensial cuma gara-gara Facebook sang pelamar.

Satu dari 10 pelamar kerja ternyata ditolak karena ketahuan telah mem-posting sesuatu tentang minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kemudian, 13% karena membuat komentar rasis, dan 9% lainnya ditinjau ulang karena kedapatan menempatkan foto cabul di halaman situs jejaring sosial tersebut.

Perusahaan-perusahaan itu mulai mengecek jeroan Facebook sang pelamar untuk membandingkannya dengan resume curriculum vitae (CV) yang dikirimkan. Bahkan, seperti dikutip detikINET dari Telegraph, Rabu (13/1/2010), empat dari perusahaan telah membuang lamaran yang masuk setelah melihat Facebook sang pelamar.

Gambaran tentang dampak Facebook ini didapat dari hasil survei Career Builder terhadap 450 karyawan perusahaan. Farhan Yasin, presiden Career Builder mengatakan, situs seperti Facebook bisa menjadi bom waktu.

"Banyak yang memakai situs jejaring untuk menguak hal "kotor" di dunia maya. Maka, bersihkan konten "kotor"-mu sebelum mencari pekerjaan. Hapus semua konten foto dan link yang bisa menjadi batu sandungan dalam mencari pekerjaan," imbau Yasin soal hasil survei tersebut.

Salah satu perusahaan bernama Big Brother mengakui kesalahan terbesar yang dibuat oleh pencari kerja ialah tak bisa menjaga perilakunya di Facebook. Meski telah memoles sebaik-baiknya CV mereka, namun percuma saja kalau masih memiliki catatan online yang kurang baik dan bisa dilihat semua orang.

Gara-Gara Facebook Dikeluarkan dari Sekolah

Tanjungpinang (ANTARA News) - Edy Trisno Arifin mengaku anaknya terpukul akibat dikeluarkan dari sekolah, setelah berkomentar di jejaring sosial "facebook" bersama tiga orang temannya yang dituduh menghina salah seorang guru.

"Anak saya sampai saat ini masih terpukul akibat kejadian itu," kata Edy di kediamannya Jalan Brigjend Katamso, Tanjungpinang, Sabtu.

Edy merupakan orang tua dari salah seorang siswa SMA 4 Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), yang dikeluarkan dari sekolah karena dituduh menghina salah seorang guru perempuan dengan kata-kata kotor.

Dia menuturkan, anaknya AN bersama tiga orang temannya MA, AR dan YK sudah berusaha meminta maaf kepada guru yang bersangkutan dan kepada pihak sekolah.

"Sampai tengah malam mereka dibantu teman-temannya berusaha mendatangi guru-guru di SMA 4 untuk meminta maaf, bahkan mereka mau bersimpuh di hadapan guru-guru tersebut meminta maaf dan menyatakan penyesalan, namun hanya sebagian guru yang bisa ditemui." ujarnya bersedih.

Yang lebih menyedihkan menurut dia, di saat dia dan istrinya melihat anak mereka hanya duduk di lantai depan kelas karena tidak diizinkan mengikuti pelajaran oleh wali kelas.

"Saya bersama ibu AN menangis di sekolah tersebut melihat anak saya tidak boleh belajar dan hanya duduk di depan teras ruang kelasnya," ujarnya sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya.

"Kami juga kecewa kenapa pihak sekolah tidak memberikan sanksi lain selain dikembalikan kepada orang tua, bukan kami membenarkan tindakan anak kami, karena guru adalah orang tua siswa di sekolah," katanya.

Edy mengaku masih trauma mengingat kejadian yang menimpa anaknya tersebut, namun merasa bersyukur anaknya masih diterima di salah satu SMA negeri di Tanjungpinang.

"Kami merasa bersyukur masih diterima di sekolah lain, karena sebelumnya salah seorang teman AN sempat ditolak oleh sekolah itu karena sekolah tersebut sudah mendapat laporan dari SMA 4 kalau anak-anak kami melakukan perbuatan itu," ujarnya.

Edy mengaku anaknya tersebut juga aktif di sekolah dan pernah menjadi utusan sekolah mengikuti lomba "grafity" tingkat SMA di Kabupaten Bintan dan mendapat juara pertama.

"Dia juga tercatat sebagai anggota Paskibraka Kota Tanjungpinang tahun 2009," ujarnya.

Dia berharap, guru-guru di sekolah proaktif dalam memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai kerugian, bahaya maupun keuntungan dari jejaring sosial "facebook" tersebut, agar siswa dapat memahami.

"Sebagai orang tua di sekolah, hendaknya guru memberikan pemahaman kepada siswa mengenai bahaya maupun manfaat dari jejaring sosial "facebook" ataupun mengenai pengetahuan dalam mengakses "dunia maya" tersebut," harapnya.

inilah akibat pacar mencampurkan urusan pribadi dengan pacaran.

Gorontalo (ANTARA News) - Lantaran status yang tersiar dalam jejaring pertemanan Facebook (FB), Ningsih, seorang mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo (UNG), harus memenuhi panggilan Kepolisian Daerah (Polda) setempat untuk diperiksa atas dugaan pencemaran nama baik.

Perempuan yang bernama lengkap Tri Wahyu Ningsih, mahasiswa semester lima Jurusan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik), Fakultas Sastra dan Budaya UNG ini, Jumat, diperiksa selama satu jam lebih, oleh penyidik Dirrekskrim Polda Gorontalo.

Dia diperiksa karena statusnya di FB, pada tanggal 12 Januari 2010, sekitar pukul 00.30, yang berisikan makian terhadap Rahmat Pongoliu, seorang anggota polisi berpangkat Brigadir dua, yang bertugas di bidang penanggulangan Narkoba Polda Gorontalo.

"Yang menjadi pelapor atas perbuatan itu adalah Rahmat Pongoliu, yang merasa namanya, baik sebagai anggota masyarakat maupun polisi telah dicemarkan lantaran status dan komentar dalam FB itu," kata Djufri.

Namun ternyata setelah diusut lebih jauh, ternyata status dan komentar kasar itu , tidak ditulis oleh Ningsih, melainkan oleh Aidin Lahabu, yang tidak lain adalah kekasih Ningsih.

Aidin, lanjut Djufri, yang juga masih tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNG itu, rupanya sengaja menggunakan akun milik pacarnya itu, karena cemburu pada Rahmat Pongoliu, yang dianggapnya tengah mendekati Ningsih.

Ningsih, yang di temui seusai pemeriksaan, membenarkan hal itu, bahwa password atau kata kunci untuk membuka akun FBnya itu, memang diketahui oleh Aidin .

"Saya memang sudah lama memberikan password akun FB saya padanya, namun tidak menyangka bahwa Aidin akan menggunakannya untuk hal-hal seperti itu," ujar Ningsih.

Aidin sendiri, lanjut Ningsih, telah mengakui perbuatannya, dan meminta maaf kepada dia dan Rahmat Pongoliu, melalui sebuah pesan singkat telepon selulernya.

Kumpulan Foto-Foto Prajurit Wanita Dari Seluruh Dunia, Si Cantik Nan Perkasa


Berikut ini adalah kumpulan foto-foto prajurit wanita dari seluruh dunia. Anda akan mendapati, mereka tidak cuma cantik dan pemberani, namun dapat juga menjadi ‘panas’ :-) . Check it out…..
Aljazair

Aljazair





Australia

Australia






Austria

Austria




Bahrain

Bahrain




Belgia

Belgia





Brazil

Brazil




Kanada

Kanada





Chile

Chile




China

China




Colombia

Colombia




Republik Ceko

Republik Ceko




Estonia

Estonia




Finlandia

Finlandia




Perancis

Perancis




Jerman

Jerman




Yunani

Yunani




Belanda

Belanda




India

India




Indonesia

Indonesia



mirip mantan saya


Iran

Iran




ZIONIS Israel

ZIONIS Israel




Italy

Italy




Jepang

Jepang




Kenya

Kenya




Serbia

Serbia




Lithuania

Lithuania




Meksiko

Meksiko




Nepal

Nepal




Selandia Baru

Selandia Baru




Norwegia

Norwegia




Pakistan

Pakistan




Peru

Peru




Polandia

Polandia




Portugal

Portugal




Rumania

Rumania




Rusia

Rusia




Serbia

Serbia




Spanyol

Spanyol




Swedia

Swedia




Swiss

Swiss




Turki

Turki




Inggris

Inggris




Ukraina

Ukraina




Amerika Serikat

Amerika Serikat




Vietnam

Vietnam




Ada komentar?

Darmi pun Berumah di Kandang Kambing (majalah tempo)

HUKUM di negeri ini mesti lebih keras kepada pe negak hukum yang memeras warga negara. Sudah begitu banyak kritik masyarakat, begitu gencar pemberitaan media, pemerasan oleh aparat yang semestinya berdiri paling depan mengawal hukum itu masih saja terjadi. Di tangan penjaga wet yang lancung, hukum bukan saja dibengkokkan melainkan juga diperjual-belikan.

Cerita terbaru penegak hukum tukang tilep itu kita dengar dari Indramayu, Jawa Barat. Akibat ulah mereka, Darmi, perempuan paruh baya dan enam anaknya, pernah tinggal di kandang kambing selama sepuluh bulan walaupun sekarang sudah pindah ke rumah kontrak atas bantuan para tetangga. Rumah, harta satu-satunya yang dimiliki keluarga dengan ekonomi kembang-kempis itu, terpaksa mereka jual untuk menebus Kadana, suami Darmi yang dituduh melakukan pembunuhan.

Menebus sesungguhnya istilah yang bermasalah. Seolah segepok uang bisa digunakan untuk membeli kebe basan orang yang ditahan karena melanggar hukum. Sis tem hukum kita tidak mengenal istilah tebusan. Penegak hukum yang bejat sengaja membuat rancu istilah itu untuk memeras anggota masyarakat yang sedang berurusan dengan hukum.

Modusnya bisa seribu satu macam. Dalam kasus di Indramayu ini, Darmi menjual rumah karena rayuan Ajun Inspektur Dua Polisi Nana Sudana, anggota Kepolisian Resor Indramayu. Nana menjanjikan dapat membebaskan Kadana dari tuduhan pembunuhan dengan imbalan Rp 23 juta.

Di samping bujuk rayu, kekerasan sering dipakai untuk menekan. Darmi, yang tak bisa berbahasa Indonesia ini, jelas tak tahan mendengar suaminya mengeluh tentang kekerasan yang dialami di tahanan. Kadana mende rita luka bakar di bagian kaki, diduga akibat disundut besi panas ketika diperiksa polisi. Untuk membebaskan sang suami dari derita, rumah petaknya pun dijual, uang "tebusan" Rp 15,3 juta diserahkan kepada Nana.

Di sinilah mafia bekerja. Seperti pengakuan Casnawi, kakak kandung Kadana, sejumlah uang disetorkan ketangan jaksa untuk meringankan tuntutan. Sebagian lagi merupakan jatah petugas rumah tahanan, untuk membeli sel layak huni, aman dari gangguan bromocorah.

Entah mengapa, jaksa tetap menuntut Kadana dengan hukuman 13 tahun penjara. Majelis hakim akhirnya menjatuhkan vonis 7 tahun penjara kepada petani miskin itu. Uang tebusan melayang, Kadana tetap harus mendekam dalam kurungan.

Kisah uang tebusan ini sama sekali tak terendus atasan hakim maupun jaksa, juga kepolisian. Seandainya Casna wi dan Darmi tidak mendatangi Satuan Tugas Pemberan tasan Mafia Hukum, pemerasan model begini akan tengge lam selamanya.

Tanpa keterlibatan Satuan Tugas, mungkin kasus Ka dana akan dipeti-eskan atau berakhir lewat jalan damai. Kira-kira solusinya begini: uang kembali, perkara dipro ses secara wajar, Nana boleh terus dalam dinas. Padahal kelakuan Nana dan penegak hukum lain yang terlibat sudah jauh di luar batas toleransi.

Sanksi administratif berupa pencopotan jabatan dan pe nurunan pangkat jelas tak cukup. Mereka harus segera di proses. Hukuman berat pantas diberikan untuk mereka yang sudah begitu tega memeras rakyat miskin ini.

Nana sudah diperiksa dan dijerat dengan pasal peni pu an. Dia dan aparat penegak hukum lain, termasuk atasan mereka, seharusnya pula dipecat dengan tidak hormat. Me reka yang tega menghisap rakyat kecil sudah sangat tak pantas dibiarkan bercokol dalam lembaga penegak hukum.

Hukuman keras memang belum tentu bisa memberantas praktek mafia hukum. Tapi bayangkan betapa runyam ne geri ini bila kawanan "pagar pemangsa tanaman" ternyata hanya dihukum ringan.